OH... IBU TOLONG LAHIRKAN DARI RAHIMMU ABDULLAH AZZAM.
OH... IBU TOLONG LAHIRKAN DARI RAHIMMU ABDULLAH AZZAM !
"Sheikh Abdullah Azzam bukanlah orang biasa. Dia mewakili satu bangsa,
satu Ummat. Tubuh Ummat ada di dalam dirinya. Setelah kematiannya,
para muslimah sejauh ini gagal melahirkan seorang laki-laki yang mampu
menggantikan Beliau".
[Usama bin Ladin, wawancara dengan
TV Al-Jazeera, 1999] "Dialah yang bertanggung jawab membangkitkan
kembali Jihad di abad 20 ini".
[Majalah Time] "Dia tidak
hanya mewakili dirinya sendiri, melainkan seluruh Ummat. Ucapannya
tidaklah seperti ucapan orang biasa. Sedikit bicaranya, namun
kandungannya sangat dalam. Jika engkau menatap matanya, hatimu akan
terpenuhi dengan iman dan cinta kepada Allah SWT".
[Ulama
Mujahid asal Mekkah] " Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia,
tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak
terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam".
[Azzam Publications] " Pada dekade 1980-an, Syuhada Sheikh Abdullah
Azzam mencetuskan satu kalimat yang maknanya bergaung di seluruh medan
pertempuran Chechnya saat ini. Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah
'Alaihi menggambarkan bahwa Para Mujahid yang gugur dalam pertempuran
bergabung bersama "Kafilah Para Syuhada".
Abdullah Yusuf
Azzam lahir pada tahun 1941 di Desa Asba'ah Al-Hartiyeh, Propinsi
Jiniin, Tanah Suci Palestina yang diduduki Israel. Beliau dibesarkan di
sebuah rumah yang bersahaja dimana Beliau dididik agama Islam,
ditanamkan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya SAW, terhadap Mujahid
yang berjuang di Jalan-Nya dan terhadap orang-orang yang shaleh yang
mencintai kehidupan akhirat. Semasa masih kanak-kanak, Abdullah Azzam
sangat menonjol di antara anak-anak lainnya. Beliau sudah mulai
menyiarkan dakwah Islam semenjak masih sangat muda. Teman-teman
sepergaulan mengenal Beliau sebagai seorang anak yang shaleh.
Beliau telah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa sejak muda dan
guru-guru Beliau telah mengenali tanda-tanda ini sejak Beliau masih di
Sekolah Dasar. Sheikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan
kesungguhannya bahkan sejak masih kecil, Beliau memperoleh pendidikan
dasar dan menengah di desanya dan kemudian melanjutkan pendidikan di
Sekolah Tinggi Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar. Meskipun
Beliau yang termuda di antara teman-temannya, namun Beliau adalah yang
terpandai dan terpintar. Setelah menamatkan pendidikannya di Khadorri
Beliau bekerja sebagai guru di Desa Adder, Yordania Selatan. Kemudian
Beliau menuntut ilmu di Fakultas Syariah, Universitas Damaskus Suriah
hingga memperoleh gelar B.A. di bidang Syariah pada tahun 1966.
Ketika tentara Yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967, Sheikh
Abdullah Azzam memutuskan untuk pindah ke Yordania, karena Beliau tidak
ingin hidup di Palestina yang berada di bawah pendudukan Yahudi.
Melihat bagaimana tank-tank Israel maju memasuki Tepi Barat tanpa
mendapatkan perlawanan yang berarti, menimbulkan perasaan bersalah
dalam diri Beliau, sehingga membuat Beliau semakin mantap untuk hijrah
dengan maksud agar dapat mempelajari ilmu perang.
Pada
akhir dekade 1960-an, dari Yordania Beliau bergabung dalam Jihad
menentang pendudukan Israel atas Palestina. Tidak lama kemudian Beliau
pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang
Syariah di Universitas Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah Jihad
terhenti karena kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, Beliau
menjadi dosen di Universitas Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun
1971, Beliau memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar dimana
Beliau melanjutkan pendidikan S3 dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang
Pokok-Pokok Hukum Islam (Ushul-Fiqh) tahun 1973. Selama di Mesir
inilah Beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb (1906-1966). Sheikh
Abdullah Azzam cukup lama turut serta dalam Jihad Palestina. Namun
ada hal yang tidak disukainya, yaitu orang-orang yang terlibat di
dalamnya sangat jauh dari Islam. Beliau menggambarkan bagaimana
orang-orang ini berjaga-jaga sepanjang malam sambil bermain kartu dan
mendengarkan musik, dan menganggap bahwa mereka sedang menunaikan
Jihad untuk membebaskan Palestina. Sheikh Abdullah Azzam menyebutkan
juga meskipun ada ribuan orang di basis-basis pemukiman, tetapi jumlah
orang yang hadir untuk shalat berjama?ah bisa dihitung dengan satu
tangan saja. Beliau berusaha mendorong mereka untuk menerapkan Islam
sepenuhnya, namun mereka bertahan untuk menolak. Suatu hari Beliau
bertanya kepada seorang "Mujahid" secara retoris, agama apa yang ada
di belakang revolusi Palestina, "Mujahid" itu menjawab dengan jelas
dan gamblang, "Revolusi ini tidak memiliki dasar agama apapun".
Habislah sudah kesabaran Abdullah Azzam. Beliau kemudian meninggalkan
Palestina, pindah ke Saudi Arabia dan mengajar di berbagai
universitas di sana.Saat Sheikh Abdullah Azzam menyadari bahwa hanya
dengan kekuatan yang terorganisir Ummat ini bisa menggapai kemenangan,
lalu Jihad dan senjata adalah kesibukan dan pengisi waktu luangnya.
"Jihad hanya dengan senjata. TIDAK dengan Negosiasi, TIDAK dengan
Perundingan Damai, TIDAK dengan Dialog", kalimat tersebut menjadi
semboyan Beliau. Beliau praktekkan apa yang selalu Beliau
kumandangkan, sehingga membuat Beliau menjadi salah satu di antara
orang Arab pertama yang bergabung dalam Jihad di Afghanistan melawan
Uni Soviet yang komunis. Pada tahun 1980, ketika masih di Saudi
Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan berjumpa dengan satu
delegasi Mujahidin Afghanistan yang datang untuk menunaikan ibadah
Haji. Segera Beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin mengetahui
lebih banyak lagi mengenai Jihad Afghanistan. Ketika dijabarkan
kepadanya, Beliau merasa inilah yang sudah sejak lama sekali Beliau
cari-cari.Beliau segera melepaskan jabatannya sebagai dosen di
Universitas King Abdul-Aziz Jeddah Saudi Arabia, dan berangkat menuju
Islamabad Pakistan supaya dapat ikut serta dalam Jihad. Beliau pindah
ke Pakistan agar dapat lebih dekat dengan Jihad Afghanistan, dan di
sanalah Beliau mengenal pemimpin-pemimpin Mujahidin. Saat-saat pertama
berada di Pakistan, Beliau ditunjuk untuk memberikan kuliah di
International Islamic University di Islamabad. Namun tidak lama hal ini
berlangsung, karena Beliau memutuskan untuk meninggalkan universitas
agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk Jihad
Afghanistan. Pada permulaan dekade 1980-an, Sheikh Abdullah Azzam
langsung turun ke medan Jihad Afghanistan. Di Jihad inilah Beliau
merasa puas bisa memenuhi kerinduan dan cinta yang tak terlukiskan
untuk berjuang di Jalan Allah, persis seperti suatu kali Rasulullah
SAW bersabda : "Berdiri satu jam dalam pertempuran di Jalan Allah
lebih baik daripada berdiri menunaikan shalat selama enam puluh
tahun".
Terinspirasi oleh Hadits ini, Sheikh Abdullah Azzam
beserta keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat
dengan medan Jihad. Tidak lama setelah itu Beliau pindah lagi dari
Islamabad ke Peshawar supaya bisa lebih dekat lagi dengan medan Jihad
dan Syahid.Di Peshawar, bersama dengan Usama bin Ladin yang juga teman
dekatnya, Sheikh Abdullah Azzam mendirikan Baitul-Anshar (Mujahideen
Services Bureau atau Kantor Pelayanan Mujahidin) dengan tujuan untuk
menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi Jihad Afghanistan dan
Para Mujahid dengan cara mengadakan dan me-manage berbagai proyek yang
menunjang Jihad. Kantor ini juga menerima dan melatih para
sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke
Pakistan untuk ikut serta dalam Jihad dan mengatur penempatan mereka
di garis depan.
Dapat diduga, semua hal ini masih belum
cukup memuaskan keinginan Sheikh Azzam yang menggebu-gebu berjihad.
Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di
medan pertempuran Sheikh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap
ksatria dalam perjuangan yang penuh dengan pengorbanan yang besar. Di
Afghanistan Beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu
berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh
propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, Pegunungan Hindukush,
Lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Sheikh
Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang
awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa
mereka demi jayanya Dien Islam. Di Peshawar, setelah kembali dari
berkeliling, Sheikh Azzam selalu berbicara tentang Jihad secara
kontinyu. Beliau selalu berdo'a agar Para Komandan Mujahidin yang
terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang
yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan
maju ke garis depan sebelum terlambat.
Abdullah Azzam
sangat dipengaruhi oleh Jihad Afghanistan dan Beliaupun sangat besar
pengaruhnya pada Jihad ini sejak Beliau mengabdikan diri sepenuhnya
dalam perjuangan ini. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling
menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa
Afghanistan lainnya. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan
perjuangan Afghanistan ke seluruh dunia, khususnya ke kalangan Ummat
Islam. Beliau berkeliling dunia, menyampaikan panggilan kepada Kaum
Muslimin untuk beraksi mempertahankan agama dan Tanah Muslim. Beliau
menulis sejumlah buku tentang Jihad, seperti Join the Caravan, Signs of
Ar-Rahman in the Jihad of the Afghan, Defence of the Muslim Lands dan
Lovers of the Paradise Maidens. Bahkan Beliau turun langsung ke medan
Jihad Afghanistan, meskipun usia Beliau telah lebih dari 40 tahun.
Beliau menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan, dari timur ke
barat, menembus salju, mendaki pegunungan, di bawah panas terik matahari
dan dingin yang membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun
berjalan kaki. Banyak Pemuda yang bersama Beliau kelelahan, namun
Sheikh Abdullah Azzam tidak. Beliau merubah pandangan Ummat Islam
terhadap Jihad di Afghanistan dan menjadikan Jihad ini sebagai
perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh Ummat Islam di
dunia. Hasil dari usaha ini adalah Jihad Afghanistan menjadi
universal dimana Ummat Islam dari seluruh dunia turut serta. Para
Pejuang Muslim dari seluruh penjuru dunia secara sukarela berdatangan
ke Afghanistan untuk memenuhi kewajiban Jihad dan membela
Saudara-saudara Muslimin dan Muslimah mereka yang tertindas.
Kehidupan Sheikh Azzam berkisar hanya kepada satu tujuan, yakni
menegakkan Hukum Allah di muka bumi ini, yang merupakan tanggung jawab
yang pasti bagi setiap dan segenap Ummat Muslim. Dalam rangka
melaksanakan tugas suci dalam hidup ini yaitu menegakkan kembali
Khilafah Islamiyyah (negara yang berdasarkan pada hukum Islam), Sheikh
Azzam mengkonsentrasikan kepada Jihad (perjuangan bersenjata untuk
menegakkan Islam). Beliau berkeyakinan bahwa Jihad wajib dilaksanakan
sampai Khilafah Islamiyyah ditegakkan sehingga cahaya Islam menerangi
seluruh dunia.
Beliau juga menjaga dan memelihara
keluarganya dengan semangat perjuangan yang sama, sehingga istrinya,
sebagai contoh, aktif mengurus anak-anak yatim piatu dan aktif dalam
berbagai tugas kemanusiaan di Afghanistan. Beliau menolak jabatan di
beberapa universitas dengan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah
meninggalkan Jihad kecuali jika gugur di medan perang atau terbunuh.
Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuannya yang terakhir adalah
membebaskan Tanah Suci Palestina. Dalam hal ini Beliau menyatakan:
"Saya tidak akan meninggalkan Tanah Jihad kecuali karena tiga hal.
Pertama, saya terbunuh di Afghanistan. Kedua, saya terbunuh di
Pakistan. Ketiga, saya diborgol dan diusir dari Pakistan"
Jihad di Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga
utama dalam gerakan Jihad di jaman modern sekarang. Dengan turun
langsung dalam Jihad ini dan dengan mempromosikannya serta menjelaskan
kendala-kendala yang menghambat gerakan Jihad, Beliau memiliki peranan
yang sangat berarti dalam meluruskan pendapat Ummat Islam tentang
Jihad dan perlunya menegakkan Jihad. Beliau menjadi panutan bagi
generasi muda yang menyambut panggilan Jihad. Beliau amat mementingkan
Jihad dan butuh akan Jihad. Sekali waktu Beliau berkata :"Saya merasa
seolah-olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam Jihad di
Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Sisa
tahun lainnya tidak berarti sama sekali".
Dari atas mimbar
Sheikh Azzam berulangkali menekankan keyakinannya : "Jihad tidak boleh
ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah. Jihad akan
terus berlangsung sampai Kalimat Allah ditinggikan. Jihad sampai semua
orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan
kita dan merebut kembali Tanah kita yang dirampas. Jihad adalah Jalan
untuk mencapai kejayaan abadi?.
Sejarah dan semua orang
yang mengenal dekat Sheikh Abdullah Azzam mencatat keberanian Beliau
dalam berbicara tentang kebenaran, dengan mengabaikan segala
konsekuensi yang ada.Setiap saat Sheikh Abdullah Azzam mengingatkan
seluruh Kaum Muslimin bahwa :"Ummat Islam tidak dapat dikalahkan oleh
ummat lainnya. Kita Ummat Islam tidak akan dikalahkan oleh musuh-musuh
kita, namun kita bisa dikalahkan oleh diri kita sendiri".
Sheikh Abdullah Azzam adalah contoh seorang yang berperilaku Islami
dengan baik, dengan amal shalehnya, dengan ketaqwaannya kepada Allah
SWT dan dengan kesederhanaannya dalam segala hal. Beliau tidak pernah
mencemari hubungan baiknya dengan orang lain. Sheikh Azzam selalu
mendengarkan pendapat Para Pemuda, Beliau amat disegani dan tidak
terbersit sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Beliau selalu
berpuasa selang seling hari seperti yang dilakukan Nabi Daud AS. Dan
juga selalu menghimbau yang lainnya untuk berpuasa hari Senin dan
Kamis. Sheikh Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus dan
mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang
tidak baik mengenai orang lain.Satu saat sekelompok Muslim yang tidak
puas di Peshawar mencap Sheikh Azzam sebagai kafir dan menuduhnya
meminta uang dari Kaum Muslimin untuk dihambur-hamburkan. Ketika Sheikh
Azzam mendengar hal ini, Beliau tidak mencari dan mendebat mereka,
malah mengirimi mereka berbagai hadiah. Namun kelompok tersebut tetap
saja mencaci maki, mengumpat dan memfitnah Beliau, dan Beliau terus
saja mengirimi mereka hadiah lainnya. Bertahun-tahun kemudian, ketika
akhirnya menyadari kesalahannya, mereka berkomentar :
"Demi
Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti Sheikh Abdullah
Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu
mengutuk dan mencaci Beliau"
Selama Jihad Afghanistan
berlangsung, Beliau telah berhasil menyatukan berbagai kelompok
Mujahidin dalam Jihad ini. Dan tentu saja kebanggaan Beliau terhadap
Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama, sehingga musuh
membuat rencana untuk menghabisi nyawa Beliau. Pada November 1989,
sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bawah mimbar dimana Beliau
selalu menyampaikan khutbah setiap hari Jum?at. Demikian besar jumlah
peledak tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh
Masjid termasuk apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan
Muslimin dapat terbunuh. Namun Allah memberikan perlindungan-Nya dan
bom tersebut tidak meledak.
Musuh-musuhpun semakin
berhasrat melaksanakan rencana gilanya. Mereka mencobanya sekali lagi
di Peshawar, tidak lama berselang setelah kejadian tersebut. Ketika
itulah Allah SWT berkehendak agar Sheikh Abdullah Azzam meninggalkan
dunia ini menuju haribaan-Nya (kita berharap demikian Insya Allah).
Dan Sheikh wafat dengan cara yang gemilang pada hari Jum'at 24
November 1989 pukul 12.30 siang.Musuh-musuh Allah meletakkan tiga bom
di jalan yang sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan
tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Sheikh Abdullah Azzam
untuk menunaikan shalat Jum'at. Pada hari Jum'at itu, Sheikh Azzam
bersama dengan dua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang
anak Syuhada Sheikh Tamim Adnani (salah seorang Pahlawan Jihad
Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut. Mobil pun berhenti di
mana bom yang pertama berada, dan Sheikh Azzam turun untuk meneruskan
perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera
memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan
dahsyat mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.
Orang-orang berhamburan keluar dari Masjid, dan menyaksikan
pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari
kendaraan yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim,
terlempar ke udara sejauh 100 meter, demikian pula dengan kedua anak
lainnya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan
tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik.
Sementara tubuh Syahid Sheikh Abdullah Azzam tersandar di dinding,
tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat
mengalir dari mulut Beliau.
Ledakan itu telah mengakhiri
perjalanan hidup Sheikh Abdullah Azzam di dunia, yang telah Beliau
lalui dengan baik melalui perjuangan, daya upaya sepenuhnya, dan
pertempuran di Jalan Allah SWT. Hal ini semakin menjamin kehidupannya
yang sebenarnya dan abadi di Taman Surga -kita memohon kepada Allah
demikian, dan menikmatinya bersama dengan teman-teman yang mulia yakni :
"Dan barangsiapa yang mena?ati Allah dan Rasul-Nya mereka ini akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah,
yaitu : Para Rasul, Para Shiddiqiin, Orang-orang yang mati Syahid dan
Orang-orang Shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" [QS
An-Nisaa:69]
Dengan cara seperti inilah Pahlawan Besar dan
Penggerak Kebangkitan Islam meninggalkan medan Jihad dan dunia ini, dan
tidak akan pernah kembali lagi. Beliau dimakamkan di Makam Para
Syuhada Pabi di Peshawar Pakistan, dimana Beliau bergabung
bersama-sama dengan ratusan Syuhada lainnya. Semoga Allah menerima
Beliau sebagai Syuhada dan menganugerahinya tempat tertinggi di Surga.
Pertempuran yang telah Beliau lalui dan telah Beliau perjuangkan
tetap berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun Tanah Jihad
di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan
Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh
Abdullah Azzam Rahmatullah 'Alaihi.
Kita memohon kepada
Allah SWT untuk menerima amal ibadah Beliau dan menempatkan Beliau di
Surga Tertinggi. Kita memohon kepada Allah SWT untuk membangkitkan
dari Ummat ini Ulama-Ulama lain sekaliber Beliau, yang menerapkan
pengetahuannya di medan perjuangan, bukan hanya menyimpannya di dalam
buku dan di dalam Masjid saja.Melalui biografi ini, kami merekam
kejadian-kejadian dalam sejarah Islam selama sepuluh tahun terakhir
dari tahun 1979 hingga 1989, dan akan terus berlanjut sebagaimana
Sheikh Abdullah Azzam berkata :
"Sesungguhnya sejarah Islam
tidaklah ditulis melainkan dengan darah Para Syuhada, dengan kisah
Para Syuhada, dengan teladan Para Syuhada""Mereka berkehendak
memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak
menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang
kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya
atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai" [QS
At-Taubah:32-33].
Buku-buku yg ditulis oleh Dr Abdullah Azzam diantaranya ialah ;
· Ayaturrahman fi jihadil Afghan
· Addifak 'an aradhil muslimin min ahammi furdhul 'iyan (mempertahankan Bumi Umat Islam - Fardhu Ain yg terpenting)
· Akidah dan Kesannya dlm Membentuk Masyarakat
· Adab/Tatatertib dan Hukum-hukum dalam Jihad
· Islam dan masa Depan Kemanusian
· Menara Api yg Hilang
· Hukum berjuang/beramal dlm berjamaah
Sejak Abdullah Azzam syahid, Maktab Khidmat al Mujahidin (terletak di
Peshawar) mengumpulkan berbagai petikan khutbah dan ceramahnya
kemudian dibukukan sehingga mencapai 50 judul, diantaranya;
· seri Tarbiyah Jihadiyah Wal Bina' yg mencapai 26 jilid,
· Hijrah dan I'dad 3 juz/jilid.
· Fi Zhilali Suratti Taubah 2 Juz.
· Fiqh dan Ijtihad dlm Jihad 3 jilid
· Perkataan-perkataan dari Garisan Api pertama 3 jilid
· Dibawah Gelora peperangan 4 jilid
· Pengajaran dari Sirah Rasulullah SAW
· Keruntuhan Khilafah dan Pembinaan kembali
Judul-judul di atas adalah merupakan buku-buku yg penting saja
sedangkan di sana terdapat berpuluh-puluh lagi buku-buku karangan
As-syahid dan buku2 yg ditulis mengenainya.
Sumber : Unknown
Orisinil in english : www.azzam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar